CERPEN "Dilontari Kata Kotor"

     Sambil menghabiskan waktu liburan semester kelas 8, aku dan teman-temanku SD mengadakan reuni di rumah Mila.Mila adalah temanku SD yang sekarang bersekolah di Pondok Darussalam Gontor.Walaupun tidak semuanya berkumpul, namun aku senang bisa bertemu dengan mereka.

          Sekitar jam 10 siang, kami semua bersepakat pergi ke Gua Selomangleng. Namun, saat Mila meminta izin kepada ibunya kami dilarang.Akhirnya, kami memutuskan untuk makan cilot bersama di Desa Kalangan dan kami diizinkan.Kami semua berpamitan kepada Bu Nur ibunya Mila dan kami segara berangkat.

          “Eh, kita jadi kemana?” tanya Yoga dan Rizqy.
          “Gua Selomangleng saja,” jawab Fina saat dia memboncengku.

          Semua sepakat pergi ke Gua Selomangleng walaupun sudah dilarang oleh Bu Nur.Tapi, di perjalanan kami semua terpisah. Yoga, Rizqy, Ferys, dan Licha sudah sampai di sana. Namun, aku dan Fina harus memutar balik arah karena ada polisi lalu lintas yang sedang beroperasi, dan saat itu kami tidak memakai helm.Sementara itu, Mila, Astrid, Nabilah, dan teman-teman lainnya terpisah jauh dengan kami.

Tiba-tiba Bu Damah, ibunya Fina menelepon karena ketahuan pergi ke Gua Selomangleng. Bu Damah marah-marah dan menyuruh Fina agar cepat pulang.Fina langsung menutup teleponnya dan tidak peduli dengan kata-kata ibunya.Kemudian beliau meneleponnya lagi, namun Fina menyuruhku untuk mengangkatnya.Saat aku mengangkatnya, belum selesai aku mengucapkan kata Assalamu‘alaikum Bu Damah langsung marah-marah kepadaku. Aku berusaha mengajak beliau untuk berbicara baik-baik, namun api di dalam hatinya tetap membara dan beliau melontarkan beberapa kali kata-kata kotor kepadaku. Aku sangat ketakutan dan teleponnya aku berikan kepada Fina.

“Kau itu dimana?Kau pikir ibu tidak tahu jika kau pergi ke Gua Selomangleng?Cepat pulang!” teriak Bu Damah.
“Sebentar, bu!Aku tidak ke Gua Selomangleng, aku ini di Desa Kalangan sama teman-temanku!” bohong Fina.
“Alah, kau ini tidak perlu membohongiku!Sekarang cepat pulang!” teriak ibunya lagi.
          “Sudahlah, bu!Kalau tidak percaya sekarang ibu pergi saja ke SPBU Kalangan, aku di sana bersama Diyan!” bentak Fina.

          Fina langsung mematikan teleponnya dan kami segera ke SPBU Kalangan.Teman-teman yang lainnya pun aku hubungi untuk segera ke SPBU Kalangan.

          Selang 15 menit, orang tua Fina datang menemui kami di SPBU Kalangan. Mereka pun berdebat dengan Fina, dan Fina berusaha agar orang tuanya percaya.

          Setelah semuanya jelas, kami diajak ke rumah Fina untuk beristirahat.Belum lama di rumah Fina, tiba-tiba Bu Nur menyuruh kami untuk segera ke rumah Mila, karena Bu Suji ibunya Nabilah datang ke rumah Mila.

Sampai di rumah Mila kami makan siang bersama. Di sana kami tidak menceritakan kejadian yang sebenarnya dan tetap bersikap seperti biasa. Walaupun saat itu kami mendapatkan ceramah panjang lebar dari Bu Suji, kami hanya mendengarkan dan mengangguk-anggukkan kepala.Wajah kami pun tidak menunjukkan rasa berdosa telah berbohong, karena kami sadar bahwa kami memang keras kepala.

          Dari kejadian itu, kami menyadari bahwa izin dari orang tua sangat penting demi keselamatan kami, dan kami juga harus berkata jujur dan sopan kepada orang tua agar tidak menyakiti hati mereka.

0 Response to "CERPEN "Dilontari Kata Kotor""

Posting Komentar